Sabtu, 17 Februari 2018

Pakaian Adat Aceh Pria, Wanita, dan Anak-anak dengan Gambar Lengkap

Pakaian Adat Aceh – Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari 34 provinsi dengan sejuta keberagaman suku bangsanya. Kebudayaan mulai dari bahasa, rumah adat, karakteristik penduduk, hingga pakaian adat.
pakaian adat aceh
aceh-art.blogspot.co.id


Nangroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia dan letaknya adalah paling ujung barat pulau Sumatera. Aceh merupakan tanah kelahiran pahlawan nasional yang sangat terkenal yaitu Cut Nyak Dien.
Di Aceh ini, adat dan kebudayaannya sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Islam dari Arab, sehingga provinsi ini dijuluki dengan nama “serambi mekah”.
Gaya berpakaianan merupakan salah satu budaya dalam adat Nangroe Aceh Darussalam yang berakulturasi dengan budaya Islam. Pakaian adat Aceh ini merupakan akulturasi antara budaya melayu dan budaya Islam, baik pakaian adat untuk pria maupun untuk wanita.
Pakaian adat Aceh untuk pria disebut Linto Baro, sedangkan pakaian untuk wanita disebut Daro Baro. Pakaian adat tersebut memiliki ciri khas masing-masing pada setiap bagian-bagiannya.
Agar bisa lebih paham, berikut ini akan dijelaskan mengenai pakaian adat aceh pria dan wanita.

Pakaian Adat Aceh untuk Pengantin Pria


Pakaian adat aceh untuk pria disebut dengan Linto Baro. Pakaian ini diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan Perlak dan Samudra Pasai. Awalnya, pakaian adat ini dipakai oleh pria dewasa untuk menghadiri upacara adat atau upacara kepemerintahan.

Pakaian Linto Baro terdiri atas baju atasan yang disebut baju Meukasah, celana panjang yang disebut siluweu, kain sarung bernama ijo krong, sebilah s
iwah atau rencong yang menjadi senjata tradisional khas Aceh, serta tutup kepala bernama Meukeutop.
Berikut ini penjelasan lengkapnya tentang bagian-bagian pada pakaian adat aceh pria.

Baju Meukeusah

Baju meukeusah merupakan baju yang terbuat dari kain sutra yang ditenun dan biasanya mempunyai warna dasar hitam. Warna dasar hitam ini dalam kepercayaan adat Aceh merupakan lambang kebesaran, sehingga baju Meukeusah ini merupakan baju kebesaran adat Aceh.
Pada baju meukeusah ini dapat kita temukan sulaman benang emas yang mirip seperti kerah baju China. Hal ini diperkirakan karena adanya asimilasi budaya Aceh dengan budaya China yang dahulu dibawa oleh para pelaut dan pedagang China.

Celana (Sileuweu)

Sileuweu merupakan celana panjang yang dikenakan oleh pria pada pakaian adat Aceh. Sama halnya seperti baju meukesah, maka celana ini warnanya juga hitam. Celana atau Sileuweu ini terbuat dari kain dengan bahan katun.
Menurut beberapa sumber, celana ini disebut Celana Cekak Musang, yaitu celana khas adat Melayu.
Untuk menambah tingkat kewibawaan, celana cekak musang ini dilengkapi dengan sarung dari kain songket yang berbahan sutra. Kain sarung ini dinamakan Ija Lamgugap, Ija krong, atau ija sangket. Dikenakan dengan cara diikatkan ke pinggang dan panjangnya hanya sebatas lutut saja atau bisa kurang lebih 10 cm di atas lutut.

Tutup Kepala (Meukotop)

Untuk melengkapi pakaian adat Aceh, kepala pria ditutup dengan kopiah bernama Meukeutop. Kopiah ini merupakan salah satu pengaruh budaya Islam dalam adat Aceh.
Meukotop sendiri berbentuk lonjong ke atas dan dilengkapi dengan lilitan Tangkulok, yaitu lilitan yang dibuat dari tenunan sutra dengan hias bintang persegi 8 berbahan bahan emas atau kuningan.

Senjata Tradisional Aceh

Seperti halnya kebanyakan pakaian adat dari setiap provinsi di Indonesia, maka pakaian adat Aceh juga dilengkapi dengan pemakaian senjata tradisional sebagai pelengkapnya.
Senjata tradisional Aceh ini diberi nama Rencong. Biasanya dipakai dengan cara diselipkan pada lipatan sarung di bagian pinggang, kemudian bagian kepala Rencong dibiarkan menonjol keluar.

Pakaian Adat Aceh untuk Pengantin Wanita





pakaian adat aceh
modern.weddingku.com

Pakaian adat Aceh untuk wanita disebut dengan pakaian Daro Baro. Pada umumnya pakaian ini mempunyai warna yang lebih cerah dibandingkan pakaian pria Linto Baro.

Warna merah, kuning, hijau, atau ungu merupakan beberapa warna yang biasa digunakan. Secara desain, pakaian ini terbilang sangat tertutup karena memunculkan karakter Islami.
Berikut ini perlengkapan pakaian adat wanita:

Baju Kurung

Baju kurung merupakan baju atasan untuk wanita dan memiliki lengan panjang. Baju ini mempunyai kerah dan motif yang berupa sulaman benang emas yang khas layaknya baju China.
Kemudian dari segi bentuk, baju ini terbilang besar, longgar, dan panjangnya sampai pinggul. Hal ini bertujuan untuk menutup seluruh aurat termasuk lekuk tubuh si wanita yang memakainya.
Dilihat dari bentuk dan motifnya, maka baju ini merupakan hasil akulturasi antara budaya Melayu, Arab, dan juga Tionghoa.

Celana Cekak Musang

Secara umum, celana yang dipakai pada pakaian adat Aceh baik untuk pria maupun wanita adalah sama saja.
Celana cekak musang ini dilengkapi hiasan dengan melilitkan sarung hingga mencapai lutut. Pada umumnya celana ini sering digunakan pada pertunjukan tari saman.

Penutup Kepala

Pada bagian kepala wanita yang memakai pakaian adat Aceh ini harus ditutupi, karena untuk menutupi rambut yang merupakan aurat pada wanita. Hal ini sesuai dengan julukan serambi Mekkah yang di sandangnya.
Bagian kepala wanita Aceh ditutup dengan menggunakan kerudung dengan bertahtakan bunga-bunga segar yang biasa disebut dengan patham dhoi.

Perhiasan





pakaian adat aceh
mahligai-indonesia.com

Perhiasan yang dipakai oleh pengantin perempuan sangat bermacam-macam, mulai dari patam dhoe, subang bungong mata uroe, subang pinto aceh, taloe keutab lhee lapeh, simplah, taloe kiieng, keureusang, peuniti, ikay, gleung joroe, euncien pinto aceh, gleueng jaroe pucok reubong, dan gelang kaki.

Agar lebih jelas, berikut ini akan dijelaskan perhiasaan-perhiasan tersebut.
Patam dhoe
Merupakan salah satu perhiasan yang diletakkan pada dahi. Perhiasan ini bentuknya seperti mahkota dan bagian tengahnya diukir dengan motif tumpal dan sulur daun.
Perhiasan ini terbuat dari emas 24 karat dan juga lima butir serkonia putih, sehingga beratnya mencapai 160 gram.
Pada bagian kanan dan kirinya dihiasi dengan motif daun, pohon, dan bunga yang berbentuk hati. Kemudian pada bagian tengahnya diukir piligram yang berbentuk kaligrafi tulisan Allah dan Muhammad, motif ini disebut dengan bungong kalimah. Kaligrafi ini dilingkari dengan ukiran motif bunga dan bulatan-bulatan kecil di sekelilingnya.
Apabila pengantin perempuan telah mengenakan perhiasan ini berarti sejak saat itu ia telah dinobatkan sebagai isteri yang sah, terlepas dari tanggung jawab orang tuanya, dan telah resmi membentuk rumah tangga sendiri.
Subang pinto aceh
Merupakan sepasang subang atau anting yang dibuat dari emas 22 karat. Subang ini biasanya memilik motif boh eungkot yaitu bulatan-bulatan kecil seperti telur ikan yang terinspirasi dari bentuk pintu rumah adat Aceh. Sebagai hiasan tambahan, pada bagian bawahnya dikasih rumbai-rumbai yang bentuknya seperti rantai.
Subang bungong mata uroe (sabang bunga matahari)
Merupakan sepasang subang yang dibuat dari emas dan permata. Motif subang ini mirip seperti bunga matahari. Ujung kelopaknya runcing dan terdiri dari beberapa bagian. Pada bagian atasnya berupa lempengan yang jumlahnya 16 helai dan berbentuk matahari yang kemudian tengahnya diberi hiasan dengan memasang beberapa buah batu permata dan dimasukkan ke dalam pipa yang disebut eumpung mata atau kuk anam. Kemudian pada bagian tengahnya terdapat sari bunga yang disebut dadamon dan pada bagian bawah disebut bingke.
Taloe Takue Bieng Meuih
Merupakan sebuah kalung yang dibuat dari emas. Kalung ini terdiri dari satu rantai dan mmemiliki tujuh keping hiasan yang dimana 6 kepingnya berbentuk hati dan satu kepingnya lagi berbentuk kepiting.
Euntuek Bungong Ranub
Adalah sebuah kalung yang dibuat dari emas dan diberi motif buang sirih atau bungong ranub. Kemudian, euntuek ajeumat atau kalung azimat adalah kalung manik-manik yang diberi motif boh bili.
Pada bagian tengah kalung ini digantungkan sebuah azimat yang dibuat dari emas dan memiliki ukiran motif bunga dan juga daun yang dikasih cawardi.
Keutab lhee lapeh (kalung tiga lapis)
Adalah kalung yang dibuat dari perak sepuh emas. Kalung ini berbentuk seperti bulan sabit bersusun tiga yang satu dengan lainnya dihubungkan dengan rantai.
Setiap susun dari rantai ini diberi motif bungong urot atau suluran dan pada tengahnya diberi permata berwarna merah delima.
Keureusang (bross)
Merupakan perhiasan pada dada yang disematkan di baju adat wanita. Perhiasan ini dibuat dari emas dan bertatahkan intan serta berlian. Keseluruhan bentuknya seperti hati dan dihiasi dengan intan dan juga berlian sejumlah 102 butir.
Keureusang ini dipakai dan disematkan pada baju atau seperti layaknya peniti pada bagian dada. Oleh karena itu, perhiasan ini termasuk barang mewah, dan yang memakai perhiasan ini umumnya adalah orang-orang tertentu saja.
Peuniti adalah seuntai peniti yang terbuat dari emas
Peniti ini memiliki bentuk tiga buah hiasan dengan motif pinto Aceh yang dibuat dengan ukiran piligram dan kemudian dijalin dengan motif berbentuk pucuk pakis atau bunga.
Pada bagian tengah terdapat motif boh eungkot atau bulatan-bulatan kecil berbentuk seperti telur. Selain sebagai perhiasan, peniti ini juga berfungsi sebagai penyemat baju
Simplah 
Adalah juga salah satu perhiasan pada dada yang dipakai oleh wanita. Simplah ini terbuat dari perak sepuh. Simplah terdiri dari 24 buah lempengan bersegi enam serta dua buah lempengan bersegi delapan. Setiap lempengannya dihiasi menggunakan ukiran motif daun atau bunga serta permata merah di tengahnya.
Lempengan-lempengan tersebut dihubungkan dengan dua untai rantai yang ukuran panjangnya sekitar 51 cm dan lebarnya 5 cm. Cara memakainya yaitu dengan digantungkan pada kedua pundak dengan cara menyilang di bagian dada dan punggung.
Taloe kiieng
Adalah seutas tali pinggang yang terbuat dari perak sepuh emas. Tali pinggang ini terdiri dari sepuluh lempengan, dan masing-masingnya dihubungkan dengan sistem engsel.
Bentuk lempengan masing-masing persegi empat panjang. Lempengan yang paling ujungnya memiliki bentuk oval dah diberi kain untuk menyangkutkannya pada lubang lempengan yang paling akhir.
Ikay
Ialah sebuah gelang yang dipakai di tangan dan terbuat dari emas, suasa, dan perak. Bentuk dari Ikay ini seperti lingkaran sebuah roda.
Bagian dalam (dasar) terbuat dari lempengan perak, kemudian pada bagian luarnya atau atasnya dilapisi dengan suasa dan emas dengan ukiran motif putar tali dan bungong tanjung. Gelang ini dipakai pada bagian atas dari siku. Di daerah Gayo dan Alas gelang ini disebut “keheng”.
Gleung joroe
Merupakan sebuah gelang tangan yang bahannya dibuat dari emas dan permata. Gelang ini 5 lima rantai yang saling terkait dan masing-masing rantai dihubungkan degan dua lempengan emas.
Pada bagian pinggir sebelah depan dihiasi dengan ukiran motif pucuk rebung. Kedua bagian pangkal penghubung diberi ukiran suluran dan disematkan masing-masing sisi lima butir permata. Sedangkan, bagian badan diberi motif bungong kupula (bunga tanjung) yang bersemat sebutir permata.
Gleueng jaroe pucok reubong
Merupakan sepasang gelang tangan yang dibuat dari perak sepuh. Gelang ini terbagi menjadi dua bagian yang dihubungkan dengan sistem engsel.
Bagian atas berupa ukiran piligram dengan motif tumpal dan kaligrafi (bungong, kalimah) bertuliskan “Allah” yang kemudian melingkari sekeliling gelang tersebut.
Gelang ini dipakai pada kedua belah tangan.
Euncien pinto aceh (cincin pintu aceh)
Adalah sebuah cincin yang dibuat dari emas dan terdapat hiasan motif pintu aceh. Motif ini dibuat dengan ukiran terawang dengan pucuk pakis dan bunga.
Pada bagian tengahnya terdapat motif boh eungkot atau telur ikan. Motif ini teranspirasi dari bentuk pintu rumah Aceh yang sekarang dikenal sebagai motif ukiran khas Aceh.
Gleueng goki (gelang kaki)
adalah satu-satunya perhiasan yang dikenakan pada kaki kaki kiri dan kanan. Gelang ini terbuat dari tembaga berlapiskan perak sepuh.
Pada kedua bagian ujungnya sedikit pipih dan saling bertindih. Gelang ini dilengkapi dengan hiasan motif pilin tali menggunakan teknik cane intan atau menggunakan jalur-jalur yang mengkilap.

Kesimpulan

Pakaian Adat Aceh untuk Pria

  • Pria memakai Baje Meukasah atau baju jas leher tertutup dengan memiliki sulaman keemasan menghiasi krah baju. Jas ini dilengkapi celana panjang yang disebut Cekak Musang.
  • Kain sarung (Ija Lamgugap) dilipat di pinggang berkesan gagah. Kain sarung ini terbuat dari sutra yang disongket.
  • Sebilah rencong atau Siwah yang berkepala emas atau perak dan berhiaskan permata dan diselipkan pada ikat pinggang.
  • Bagian kepala pria ditutupi dengan kopiah yang sanat terkjenal dengan sebutan Makutup. Tutup kepala ini dililit oleh Tangkulok yang terbuat dari kain tenunan atau Tompok dari emas.
  • Tompok ialah hiasan bintang persegi delapan, bertingkat, dan terbuat dari logam mulia.
  • Bagi laki-laki, warna pakaian adat umumnya didominasi oleh warna hitam, baik baju maupun celana. Hal ini karena warna hitam ini dipercaya sebagai simbol kebesaran.
  • Jika ada acara besar seperti pernikahan dan adat lainnya, pakaian hitam menandakan kemegahan dan kemuliaan.
  • Kekeliruan dalam memilih warna yang lain akan diklaim sebagai warga masyarakat yang tidak paham dan tidak menghargai adat yang sudah turun temurun diterapkan masyarakat Aceh.

Pakaian Adat Aceh untuk Wanita

  • Wanita memakai baju kurung dengan lengan panjang sampai sepinggul. Krah pada bajunya sangat unik menyerupai krah baju khas China.
  • Celana cekak musang dan sarung (Ija Pinggang) memiliki corak yang dilipat hingga ke lutut, coraknya ini bersulamkan emas.
  • Perhiasan yang dipakai: Kalung yang disebut Kula.
  • Hiasan lain seperti Gelang tangan, Gelang kaki, Anting, dan ikat pinggang (Pending) berwarna emas.
  • Bagian rambut ditarik ke atas sehingga membentuk sanggul kecil dengan hiasan kecil dan bercorak bunga.
  • Warna pada pakaian wanita mempunyai motif yang beragam seperti merah, hijau, atau kuning yang mengisyaratkan keindahan, keanggunan, kesetiaan dan keberanian.
  • Unsur yang paling mencolok dan harus ada bagi wanita adalah aksesoris pelengkap seperti perhiasan berupa gelang, kalung, dan mahkota yang menandakan bahwa sejak zaman dahulu wanita Aceh sudah dimuliakan dan diberikan harta yang cukup bagi kemakmurannya berumah tangga.
Pada mulanya atau pada zaman dahulu terdapat beberapa tingkatan status sosial yang ada pada masyarakat Aceh, khususnya adalah daerah Aceh Barat. Hal ini menyebabkan baju adat Aceh Barat memiliki beragam variasi, diantaranya adalah pakaian sebagai berikut:
  1. Ulee Balang, yaitu busana untuk para raja beserta keluarganya.
  2. Ulee Baling, yaitu busana untuk Cut dan para Ulama.
  3. Patut-patut atau pejabat negara, yaitu pakaian untuk para tokoh masyarakat.
  4. Rakyat jelata, yaitu memakai busana adat Aceh.

Gambar Pakaian Adat Aceh

Agar bisa mengetahui lebih lanjut mengenai pakaian adat Aceh maka berikut ini disajikan gambar-gambar yang berkaitan.

Gambar Pakaian Adat Aceh Untuk Pria

Berikut ini beberapa gambar pakaian untuk pria.




pakaian adat aceh
seputarpernikahan.com
pakaian adat aceh
tradisi-tradisional.blogspot.co.id
pakaian adat aceh
tradisi-tradisional.blogspot.co.id
pakaian adat aceh
tradisi-tradisional.blogspot.co.id
pakaian adat aceh
tradisi-tradisional.blogspot.co.id

Gambar Pakaian Adat Aceh Untuk Wanita

Dibawah ini disajikan beberapa gambar pakaian adat untuk wanita.




pakaian adat aceh
tradisi-tradisional.blogspot.co.id
pakaian adat aceh
steemit.com
pakaian adat aceh
seputarpernikahan.com
pakaian adat aceh
satujam.com
pakaian adat aceh
modern.weddingku.com
pakaian adat aceh
infofashionmodern.com
pakaian adat aceh
imgrum.org
pakaian adat aceh
beautiful-indonesia.umm.ac.id
pakaian adat aceh
tradisi-tradisional.blogspot.co.id

Gambar Pakaian Adat Aceh untuk Anak-anak

Gambar pakaian adat dari Aceh untuk anak-anak, lucu!




pakaian adat aceh
tradisi-tradisional.blogspot.co.id
 
sumber:tradisi-tradisional.blogspot.co.id

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tayo the Little Bus

Karakter Karakter utama seri ini memiliki empat karakter utama. Tayo (Bus 120, biru) adalah menyenangkan dan kadang-kadang nakal. Dia ...